Kisah Viral Kepala Sekolah di Prabumulih: Dari Pencopotan Hingga Pembatalan Keputusan

Prabumulih – Sebuah video yang merekam momen emosional di mana para siswa SMP Negeri 1 Prabumulih berhamburan memeluk kepala sekolah mereka, Roni Ardiansyah, menjadi viral di media sosial. Tangisan haru para siswa ini dipicu oleh kabar yang beredar bahwa Roni akan dicopot dari jabatannya.

Baca Juga : Pembunuh Charlie Kirk Dituntut Hukuman Mati: Terungkap Motif dan Rencana Pembunuhan

Video tersebut, yang diunggah oleh akun Instagram @lets.talkden***, langsung menuai simpati publik. Banyak warganet yang menduga pencopotan Roni terkait dengan tindakannya menegur seorang siswa yang merupakan anak pejabat karena membawa mobil ke lingkungan sekolah, sebuah tindakan yang melanggar aturan.

Kepala Sekolah Bantah, Ungkap Keputusan Sendiri
Dalam wawancara, Roni Ardiansyah membenarkan bahwa video tersebut tidak diskenariokan. “Mereka lari menyerbu saya. Itu bukan perpisahan, mungkin mereka sudah mendengar isu [bakal dicopot]. Video dibuat spontanitas saja oleh guru saya,” ujar Roni.

Saat ditanya mengenai dugaan bahwa masalah ini dipicu oleh teguran terhadap siswa anak pejabat, Roni memilih untuk tidak berkomentar. Ia hanya menyatakan bahwa keputusannya adalah bagian dari kebijakan yang ia buat dan ia menghormati keputusan pimpinan. “Intinya saya sudah sertijab, saya ikhlas, karena memang penyebabnya saya buat kebijakan. Saya sangat menghormati keputusan pimpinan,” tambahnya.

Respons Dinas Pendidikan dan Sikap PGRI
Menanggapi isu ini, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Prabumulih, Darmadi, menjelaskan bahwa mutasi kepala sekolah adalah hal yang lumrah dan merupakan bagian dari penyegaran organisasi. Menurutnya, Roni akan ditempatkan sementara sebagai guru di SMP negeri lain.

Kontroversi ini juga sampai ke telinga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumatera Selatan. Wakil Ketua II PGRI Sumsel, Syahrial, menyayangkan kejadian ini. Ia menilai, tindakan Roni yang melarang siswa membawa mobil ke sekolah sudah benar dan sesuai dengan aturan.

“Sampai dicopot dari kepala sekolah itu sangat miris. Terlepas dari pelarangan anak SMP membawa mobil, itu sudah benar. Anak SMP naik motor saja belum boleh,” tegas Syahrial.

PGRI berharap agar semua pihak, mulai dari masyarakat, orang tua, hingga aparat penegak hukum, dapat bekerja sama membina anak-anak dan tidak merusak kewibawaan seorang pendidik.

Keputusan Dicabut, Roni Tetap Bertugas
Di tengah derasnya dukungan publik dan sorotan media, nasib Roni Ardiansyah menemui titik terang. Keputusan pencopotan yang sempat beredar akhirnya dibatalkan. Roni Ardiansyah dikabarkan akan tetap menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih.

Pembatalan ini diduga kuat karena viralnya video dan kuatnya tekanan publik yang menuntut keadilan. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana dukungan masyarakat, terutama para siswa, bisa memberikan dampak signifikan terhadap sebuah keputusan birokrasi. Namun, hal ini juga menyisakan pertanyaan tentang seberapa rentan posisi seorang pendidik ketika dihadapkan pada intervensi dari pihak luar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *