Jaringan listrik di Pulau Jawa dan Bali kini menerima tambahan energi monumental. PT Hutama Karya (Persero) baru saja merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 Suralaya di Cilegon, Banten. Proyek raksasa hasil Kerja Sama Operasi (KSO) dengan kontraktor Korea Selatan, Doosan Heavy Industry, ini kini telah beroperasi penuh, menjanjikan pasokan listrik yang jauh lebih stabil bagi jutaan rumah tangga.
Baca Juga : Kapan Idul Fitri 2026? Ini Proyeksi Pemerintah dan Keputusan Muhammadiyah
Jaminan Energi untuk 15 Juta Rumah Tangga
PLTU Jawa 9 dan 10 memiliki total kapasitas kolosal sebesar 2×1.000 megawatt (MW), yang menjadikan Suralaya sebagai salah satu kompleks pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Kapasitas 2.000 MW ini diperkirakan mampu menyuplai kebutuhan listrik untuk sekitar 14 hingga 15 juta rumah tangga di wilayah Jawa dan Bali.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa kontribusi pembangkit ini sangat signifikan. “Dalam satu hari, pembangkit ini bisa menghasilkan listrik setara dengan kebutuhan seluruh rumah di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang jika digabungkan,” jelasnya pada Senin (29/9/2025).
Dengan penambahan pasokan listrik sebesar 6,4 persen terhadap total pasokan listrik nasional, risiko terjadinya pemadaman listrik secara luas (defisit) di jaringan Jawa-Bali akan semakin kecil. Hal ini secara langsung menjamin stabilitas pasokan energi untuk aktivitas esensial seperti belajar, bekerja, dan kegiatan keluarga di rumah.
Teknologi Canggih: PLTU Modern yang Lebih Hijau
Meskipun menggunakan batu bara, PLTU Jawa 9 dan 10 dirancang dengan mengadopsi teknologi terbaru yang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan pembangkit listrik generasi sebelumnya. Hutama Karya memastikan bahwa aspek keberlanjutan menjadi prioritas dalam operasionalnya.
Pembangkit ini dilengkapi dengan sistem pembersih asap yang sangat canggih untuk meminimalkan emisi:
Filter Debu Raksasa: Alat ini bertugas menangkap 99 persen debu dan partikel halus sebelum gas buang dilepas ke udara.
Sistem Pencuci Asap (Scrubber): Teknologi ini secara aktif menghilangkan gas-gas berbahaya dari cerobong, seperti sulfur dioksida.
Alat Penurun Gas Beracun (De-NOx): Memastikan udara yang keluar dari cerobong telah melalui proses pembersihan intensif.
Dengan serangkaian teknologi ini, Adjib Al Hakim menegaskan bahwa tingkat polusi yang dihasilkan berada jauh lebih rendah dari batas baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, secara futuristik, pembangkit ini sudah disiapkan untuk dapat beradaptasi menggunakan bahan bakar ramah lingkungan (co-firing) di masa depan.
Dampak Nyata bagi Kehidupan Sehari-hari
Beroperasinya PLTU Jawa 9 dan 10 Suralaya memberikan manfaat langsung dan terasa bagi masyarakat:
Listrik Lebih Stabil: Dengan pasokan tambahan yang besar, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan gangguan listrik yang mengganggu pekerjaan atau kegiatan belajar.
Listrik Lebih Terjangkau: Stabilitas pasokan dari pembangkit besar seperti ini membantu menjaga efisiensi biaya operasional sistem kelistrikan, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada keterjangkauan harga listrik bagi konsumen.
Dukungan Ekonomi: Penambahan daya ini menjadi tulang punggung yang vital bagi pertumbuhan industri dan investasi di Pulau Jawa dan Bali, mendorong roda perekonomian nasional.
Kehadiran dua unit PLTU baru di Suralaya ini menandai langkah maju dalam upaya menjamin ketahanan energi nasional, sekaligus menunjukkan komitmen untuk mengaplikasikan teknologi yang lebih bersih dalam sektor energi.