Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 jadi salah satu yang terbaik di dunia. Kondisi ini sedikit banyak didukung dengan banyaknya investasi yang masuk ke berbagai daerah di Indonesia.
Pada awalnya Bahlil menjelaskan dalam 4-5 tahun ke belakang, kondisi ekonomi global mengalami berbagai macam kendala. Kondisi ini dimulai saat perang dagang antara Amerika dengan China dimulai.
Belum selesai dengan perang dagang, ekonomi global kembali dihantam COVID-19. Masih belum cukup, jelang masa pemulihan ekonomi pasca-pandemi, pecah perang antara Rusia melawan Ukraina yang membuat tensi global memanas.
“Tambah panas lagi ini barang (ekonomi global), tambah panas. Belum selesai perang antara Ukraina dan Rusia, lahir lagi ketegangan di (jalur) Gaza, antara Palestina dan Israel,” kata Bahlil dalam Kuliah Umum di IPDN Jatinangor, Jawa Barat yang juga disiarkan secara online.
“Sampai dengan hari ini, belum pernah ada satu pemikir ekonom dari kampus manapun yang bisa meramalkan tentang bagaimana ekonomi global ke depan. Oleh karena itu sekarang adalah kepiawaian, kemampuan leadership dari masing-masing kepala negara untuk menyelamatkan negaranya,”
Di tengah berbagai permasalahan global itu, Bahlil mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5% di 2023, dengan inflasi di bawah 3%. Menurutnya ini merupakan salah satu pencapaian terbaik di dunia.
“Hanya tiga negara pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia di tahun 2023; India, China, dan Indonesia. Selebihnya di bawah 5% dan pertumbuhan ekonomi tersebut didorong salah satu di antaranya adalah investasi,”
Untuk itu Bahlil meminta kepada para pemimpin daerah, dan juga para peserta didik IPDN yang nantinya akan bertugas di berbagai daerah di Indonesia untuk membantu proses masuknya investasi di wilayah kerjanya masing-masing.
Sebab Kementerian Investasi/BKPM hanya bisa menawarkan investasi kepada para pengusaha global dan dalam negeri, namun proses pengawasan hingga pelaksanaan investasi itu terjadi di pemerintah daerah masing-masing wilayah.
“Kementerian investasi mendatangkan investasi, tapi akan mengurus investasi di daerah itu adalah camat, lurah, Sekda, kepala dinas, dan mereka mayoritas adalah tamatan-tamatan dari keluarga besar IPDN,”
Realisasi Investasi
Bahlil mengatakan di 2023 Indonesia berhasil menarik investasi sebesar Rp 1.418,9 triliun. Nilai ini disebut lebih tinggi dari target yang ditentukan. Di mana untuk target rencana strategis Kementerian pada 2023 ada di angka Rp 1.099,8 triliun (capaian 129,0%) dan target langsung yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Bahlil di angka Rp 1.400 triliun (tercapai 101,3%).
“Pertumbuhan kita di tahun 2023 salah satu kontribusinya adalah investasi. target investasi kita di tahun 2023, itu Rp 1.400 triliun dan itu adalah target yang dikasih oleh pak Presiden Jokowi, dan kita mampu menyelesaikan Rp 1.418,9 triliun,”
Dari capaian investasi itu, Bahlil mengatakan sekitar 52,4% atau Rp 743,9 triliun merupakan investasi luar negeri (penanaman modal asing/PMA) dan 47,6% atau Rp 674,9 triliun sisanya merupakan hasil investasi dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN).
Jika dibagi berdasarkan wilayah, sebanyak Rp 730,8 triliun atau (51,5%) investasi itu masuk ke wilayah di Luar Pulau Jawa, dan Rp 688,1 triliun berada di Pulau Jawa. Berkat itu pemerintah bisa membuka sekitar 1,8 juta lapangan pekerjaan sepanjang 2023.
“PMA-nya 52,4%, PMDM-nya itu 47,6%. Antara Jawa dan luar jawa itu kurang lebih sekitar 51,5% (di Luar Pulau Jawa dan sisanya di Pulau Jawa) dan penciptaan lapangan kerja sekitar 1,8 juta,”
Menurut Bahlil dari sana terlihat bagaimana realisasi investasi Indonesia, khususnya di sektor manufaktur, merupakan yang terbaik di Asia Tenggara. Ia mengatakan ini merupakan capaian yang sangat besar dan menunjukkan bagaimana tangguhnya ekonomi Indonesia saat ini.
“Realisasi investasi ini untuk sektor manufaktur di Asia Tenggara, Indonesia adalah yang paling besar peminatnya foreign direct investment masuk ke negara kita. Ini tidak main-main,”