GIFU, JEPANG – Bekas luka fisik berupa ujung jari yang terpotong—sebuah praktik ritual tradisional yang dikenal sebagai yubitsume, lambang permintaan maaf atau penebusan kesalahan dalam dunia Yakuza—menjadi penanda abadi dari masa lalu kelam Mako Nishimura. Setelah menghabiskan lebih dari tiga dekade dalam salah satu organisasi kriminal paling tertutup di Jepang, Nishimura (58) kini menjadi simbol perubahan. Ia adalah salah satu dari segelintir perempuan yang berhasil menembus patriarki ketat Yakuza, dan kini, ia memimpin jalan bagi mantan rekan-rekannya untuk bertobat dan kembali ke masyarakat.
Dari sebuah apartemen sederhana di Prefektur Gifu, Mako Nishimura menjalankan misi mulianya: membantu mantan anggota mafia menavigasi kesulitan reintegrasi sosial melalui organisasi nirlaba, Gojinkai.
Baca Juga : ANAKANGSA Fenomena Judi di Indonesia: Antara Budaya, Hukum, dan Realitas Sosial
Melawan Tirani Patriarki di Sarang Yakuza
Nishimura mengenang masa-masa sulit ketika ia pertama kali bergabung dengan salah satu klan utama Yakuza pada usia 20 tahun. Sebagai seorang wanita, ia menghadapi tantangan ganda: bahaya dunia kriminal dan diskriminasi gender yang mendalam di dalam organisasi.
“Saingan saya memandang rendah hanya karena saya seorang wanita. Itu yang saya benci,” ujar Nishimura, dikutip dari AFP, Kamis (16/10/2025).
Tekanan untuk membuktikan diri membuatnya harus mengubah esensi dirinya. “Saya ingin diakui sebagai Yakuza. Jadi saya belajar berbicara, bergerak, dan bertarung seperti laki-laki,” tambahnya. Keberhasilannya mendapatkan pengakuan ini menempatkannya dalam catatan sejarah.
Nishimura diyakini sebagai perempuan pertama yang secara resmi tercatat oleh pihak berwenang sebagai anggota Yakuza, sebuah status yang didapatnya setelah dipenjara pada usia 22 tahun karena kasus kepemilikan narkoba.
Fenomena Langka: Keterlibatan Perempuan dalam Mafia Jepang
Kisah Nishimura menyoroti betapa langkanya keterlibatan perempuan dalam struktur inti Yakuza. Meskipun polisi Jepang tidak mempublikasikan data spesifik anggota perempuan, para ahli kriminal menegaskan bahwa kehadiran mereka hampir tidak pernah terjadi.
“Saya belum pernah melihat wanita Yakuza dalam 40 tahun karier saya,” ungkap Yuichi Sakurai, seorang mantan detektif anti-mafia yang memiliki pengalaman luas. Namun, ia menambahkan, “Tapi mungkin saja ada beberapa yang termasuk dalam angka tahunan yang dilacak polisi,” mengisyaratkan bahwa keberadaan mereka sangat terselubung. Mako Nishimura, dengan pengakuan dan catatan resmi kepolisiannya, menjadi pengecualian yang langka.
Titik Balik: Kekecewaan dan Pensiun Dini
Setelah lebih dari tiga dekade bergelut dalam dunia pemerasan, kekerasan, dan perdagangan narkoba, Nishimura menemukan titik balik yang mendorongnya keluar dari dunia gelap tersebut.
Keputusan final untuk keluar muncul setelah ia kembali terlibat dengan Yakuza pada usia 40-an dan menyaksikan bahwa organisasi tersebut telah kehilangan ‘wibawa’ dan kekuatan yang dulu dimilikinya. Ia melihat bagaimana kelompok-kelompok Yakuza modern mulai kesulitan dalam mendapatkan keuntungan ilegal.
“Yakuza dulu adalah raja para penjahat,” kenangnya. “Melihat mantan bos saya kesulitan mencari uang membuat saya sangat kecewa, sehingga saya memutuskan keluar dari dunia kriminal setelah ulang tahun ke-50 saya.”
Saat ini, Nishimura meniti hidup barunya dengan bekerja di lokasi pembongkaran bangunan—sebuah jenis pekerjaan yang secara mengejutkan relatif terbuka bagi mantan narapidana dengan tato tubuh penuh (irezumi)—yang menjadi stigma berat di Jepang.
Lebih dari sekadar mencari nafkah, Nishimura mengarahkan energinya pada pelayanan publik. Ia kini memimpin cabang Gifu dari organisasi nirlaba Gojinkai. Organisasi ini berfungsi sebagai jembatan yang sangat dibutuhkan oleh mantan anggota Yakuza untuk kembali ke masyarakat. Gojinkai membantu mereka mengatasi tantangan utama, seperti mencari pekerjaan, tempat tinggal, dan mendapatkan dukungan sosial yang selama ini ditolak karena stigma keanggotaan mafia.
Kisah Mako Nishimura adalah bukti nyata bahwa kesempatan kedua selalu ada, bahkan bagi mereka yang telah menempuh jalan paling gelap, menjadikannya mercusuar harapan bagi mereka yang ingin menanggalkan identitas kriminalnya
