Ilusi optik, yang seringkali dianggap hanya sebagai keunikan atau trik persepsi manusia, ternyata merupakan fenomena visual yang universal dan memainkan peran penting dalam dunia hewan. Penelitian terbaru di bidang biologi evolusioner dan kognisi hewan mengungkapkan bahwa berbagai jenis hewan tidak hanya mengalami penyimpangan persepsi visual ini, tetapi bahkan memanfaatkannya sebagai strategi utama untuk bertahan hidup dan bereproduksi.
Baca Juga : Honda Pertimbangkan Nama Brio untuk Model Mobil Listrik Baru di Asia Tenggara
Otak Hewan Mengambil “Jalan Pintas”
Para ilmuwan menemukan bahwa pengalaman ilusi optik pada hewan, meskipun tidak selalu identik dengan manusia, menjadi alat ilmiah yang berharga. Fenomena ini membantu mengungkap “jalan pintas” yang digunakan otak untuk menerjemahkan input sensorik yang kompleks menjadi persepsi sederhana tentang realitas, terutama dalam situasi yang menuntut keputusan cepat.
Jennifer Kelley, seorang ahli biologi evolusi di University of Western Australia, menjelaskan mekanisme dasar di balik fenomena ini.
“Ilusi menunjukkan bahwa hewan, serta manusia, dapat salah menafsirkan informasi visual,” ujar Kelley. “Pemrosesan informasi itu tidak instan. Karena ada batasan seberapa banyak informasi yang dapat diperoleh, otak mengambil jalan pintas.”
Keterbatasan kapasitas pemrosesan informasi visual memaksa otak untuk membuat asumsi cepat berdasarkan pola yang paling mungkin, dan asumsi inilah yang dapat menghasilkan ilusi.
Strategi Ilusi dalam Seleksi Alam
Penyimpangan persepsi ini, alih-alih menjadi kelemahan, seringkali dimanfaatkan dalam proses seleksi alam. Maria SantacĂ , peneliti perilaku dan kognisi hewan di University of Vienna, menekankan pentingnya strategi visual seperti ini bagi kelangsungan hidup.
Salah satu contoh klasik adalah penggunaan ilusi untuk manipulasi ukuran, baik untuk menarik pasangan maupun untuk mengintimidasi predator.
- Burung Bowerbird: Jantan dari spesies ini terkenal membangun struktur panggung perkawinan (bower) yang sangat rumit. Mereka menata objek di panggung tersebut sedemikian rupa sehingga ketika dilihat dari sudut tertentu, sang jantan terlihat jauh lebih besar di mata pasangan potensial, memberikan keunggulan dalam persaingan reproduksi.
- Laba-laba Merak: Laba-laba merak jantan menggunakan serangkaian tarian visual yang kompleks, yang diperkirakan memanfaatkan manipulasi warna dan pola visual, untuk membuat dirinya tampak lebih menarik atau lebih mengancam, tergantung pada konteksnya.
SantacĂ menambahkan bahwa “Banyak hewan menggunakan strategi visual seperti pembesaran ukuran” yang merupakan adaptasi vital untuk kelangsungan hidup. Manipulasi ukuran ini bisa berupa ilusi yang diciptakan oleh pola pada tubuh hewan, atau melalui manipulasi lingkungan sekitar seperti yang dilakukan oleh burung bowerbird.
Kesimpulannya, studi tentang ilusi optik pada hewan tidak hanya memperluas pemahaman tentang cara kerja sistem visual di berbagai spesies, tetapi juga menunjukkan bagaimana keterbatasan kognitif dimanfaatkan oleh evolusi sebagai mekanisme adaptif yang canggih untuk mempertahankan eksistensi dan melanjutkan garis keturunan.
