Penguatan Kapabilitas Maritim Jerman: Pesawat Pengintai Poseidon P-8A Tiba untuk Menghadapi Ancaman Kapal Selam Rusia

Jerman telah mengambil langkah signifikan dalam memodernisasi kekuatan pertahanan maritimnya dengan menerima kedatangan pesawat patroli maritim pertamanya, Boeing P-8A Poseidon. Pesawat canggih ini mendarat pada Jumat (7/11/2025) di Bandara Berlin dan disambut langsung oleh Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius.

Baca Juga : Komisi Percepatan Reformasi Polri Resmi Terbentuk, Rapat Perdana Digelar Besok

Kedatangan Poseidon P-8A ini merupakan bagian dari upaya strategis Jerman untuk meningkatkan kemampuan pengintaian, pengawasan global, dan pertahanan bawah laut, terutama sebagai respons terhadap meningkatnya aktivitas serta potensi ancaman dari kapal selam Rusia.

Investasi Pertahanan dan Jadwal Pengadaan

Unit yang baru tiba ini adalah yang pertama dari total delapan pesawat P-8A yang dipesan oleh Jerman. Program pengadaan ini memiliki anggaran total yang mencapai 3,1 miliar euro (sekitar Rp 59,76 triliun) dan dijadwalkan selesai sepenuhnya pada tahun 2028.

Inspektur Angkatan Laut Jerman, Jan Christian Kaack, menekankan pentingnya akuisisi ini bagi strategi pertahanan Jerman dan NATO.

“P-8 akan memperkuat kemampuan kami secara berkelanjutan dalam pengintaian maritim, pengawasan global, dan khususnya dalam mendeteksi serta melawan kapal selam musuh,” ujar Jan Christian Kaack, sebagaimana dikutip dari Euronews.

Kecanggihan Teknologi dan Area Operasi Strategis

Pesawat Poseidon P-8A dikenal sebagai salah satu aset pengintaian maritim tercanggih di dunia. Pesawat ini memiliki jangkauan operasional yang impresif, mencapai lebih dari 7.000 kilometer, memungkinkannya menjangkau area maritim yang luas.

Secara strategis, pesawat ini akan dikerahkan untuk memantau wilayah GIUK Gap (Greenland, Islandia, dan Inggris Raya), yang merupakan jalur pasokan vital NATO dan dikenal rentan terhadap gangguan kapal selam musuh. Selain itu, Poseidon juga penting untuk memantau potensi jalur serangan kapal selam Rusia melalui Laut Baltik dan Laut Tengah, yang membentang dari St. Petersburg hingga Selat Gibraltar.

Persenjataan dan Kemampuan Deteksi:

  • Persenjataan Utama: Pesawat ini mampu membawa lima torpedo ringan MK-54 seberat 300 kilogram dan empat rudal antikapal AGM-84 Harpoon.
  • Misi Bawah Air (ASW): Untuk mendeteksi keberadaan kapal selam, baik konvensional maupun bertenaga nuklir, Poseidon menggunakan pelampung sonar (sonobuoy). Perangkat ini memancarkan gelombang suara ke bawah air dan menggunakan mikrofon bawah laut untuk menangkap pantulan dan suara yang mengindikasikan keberadaan kapal selam.
  • Kemampuan Tambahan: P-8A Poseidon juga memiliki kapabilitas untuk menyerang target yang berada di darat.

Awak pesawat ini terdiri dari tiga pilot, dua koordinator taktis, dan enam operator sensor yang mengoperasikan sistem pengawasan dan persenjataan canggih di dalamnya.

Pesawat P-8A Poseidon Jerman akan ditempatkan di Pangkalan Udara Nordholz di distrik Cuxhaven, yang juga merupakan salah satu pusat operasi pengintaian penting bagi NATO di Eropa. Jerman bergabung dengan beberapa negara anggota NATO lainnya, seperti Amerika Serikat, Norwegia, dan Inggris, yang telah lebih dulu mengoperasikan pesawat sejenis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *