Peringatan PBB: Kebijakan Pemotongan Bantuan Luar Negeri Trump Ancam Picu Krisis HIV/AIDS Global

Trump Ancam Krisis HIV – Kebijakan Presiden Donald Trump menghentikan bantuan luar negeri sangat drastis. Ini dinilai berdampak mengerikan pada penanggulangan HIV/AIDS global. PBB memperingatkan keras. Langkah ini bisa sebabkan jutaan orang terinfeksi HIV baru. Angka kematian terkait AIDS pun bisa melonjak drastis.

Baca Juga : Gembong Narkoba Paling Berbahaya di Ekuador, ‘Fito’, Setuju Diekstradisi ke Amerika Serikat

Trump Ancam Krisis HIV

Ancaman ini muncul setelah Pemerintahan AS pada Januari 2025 secara mendadak membekukan hampir seluruh bantuan luar negeri di seluruh dunia. Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyampaikan keputusan pembekuan bantuan ini melalui telegram yang dikirimkan ke semua pos diplomatik AS.

Telegram tersebut menyerukan “perintah penghentian kerja secepatnya” pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu juga menyatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut “selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.”

Dalam telegram yang dilansir CNN pada Sabtu (25/1), pemerintah mencatat bahwa mereka akan meninjau program dalam waktu 85 hari, lalu memutuskan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikannya.

Pemotongan USAID dan Dampak Langsung pada Program Kesehatan Global

Sebulan kemudian, pada Kamis (27/2), Trump mengambil langkah lebih jauh.AS menarik kembali dana sebesar US$ 4 miliar yang sebelumnya dijanjikan untuk respons HIV global pada tahun 2025 pada Januari lalu. Pemotongan ini secara langsung mencakup program penanganan HIV serta program kesehatan global yang lebih luas.

Beberapa program kesehatan utama PBB yang menerima pemberitahuan penghentian dana termasuk UNAIDS, Stop TB Partnership, dan Scaling Up Nutrition. Tidak hanya itu, proyek-proyek yang membantu jutaan pengungsi dan masyarakat yang terlantar juga turut terkena imbasnya.

Dana sebesar US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global pada tahun 2025 lenyap begitu saja pada Januari. Keputusan Trump untuk juga menutup USAID semakin memperparah situasi.

Proyeksi Suram PBB: Jutaan Kematian dan Infeksi Baru
Dampak dari penarikan dan pembekuan dana oleh Amerika Serikat mulai terlihat. Pada Maret 2025, UNAIDS memperkirakan adanya 2.000 kasus baru HIV setiap hari di seluruh dunia dan potensi peningkatan 10 kali lipat kematian akibat penyakit tersebut.

Namun, gangguan pendanaan yang tiba-tiba ini berdampak pada layanan yang lebih luas dan memiliki konsekuensi buruk bagi orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHA). Selain itu, Direktur Eksekutif UNAIDS, Winnie Byanyima, menyatakan keprihatinannya. “Penarikan dana AS yang tiba-tiba ini telah menutup banyak klinik, memberhentikan ribuan pekerja kesehatan… Semua ini berarti bahwa kita memperkirakan akan melihat peningkatan infeksi baru. UNAIDS memperkirakan bahwa kita bisa melihat 2.000 infeksi baru setiap hari,” ujarnya kepada Reuters pada Selasa (25/3).

Byanyima memperingatkan lebih lanjut. Jika pendanaan USAID tidak dilanjutkan, atau digantikan, akan ada dampak besar. Dalam empat tahun, 6,3 juta kematian AIDS bisa terjadi.

PEPFAR: Program Penyelamat yang Terancam

Kini, PBB kembali memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh Trump dapat membalikkan “kemajuan puluhan tahun” dalam penanggulangan HIV/AIDS. Al Jazeera dan Associated Press melaporkan pada Jumat (11/7) bahwa penarikan dana AS secara tiba-tiba dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR) dalam enam bulan terakhir telah menyebabkan “guncangan sistemik” pada program global tersebut.

Presiden AS George W. Bush meluncurkan PEPFAR pada tahun 2003 dan menjadikannya komitmen terbesar yang pernah dibuat oleh suatu negara terhadap satu penyakit. UNAIDS bahkan menyebut program ini sebagai “penyelamat” bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.

Para pejabat PBB dengan tegas memperingatkan bahwa kegagalan mengganti pendanaan vital ini dapat menyebabkan enam juta infeksi HIV tambahan dan memicu empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029. Situasi ini menggarisbawahi urgensi bagi komunitas internasional untuk mencari solusi alternatif demi mencegah krisis kesehatan global yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *